MANAJEMEN REPRODUKSI dan INSEMINASI BUATAN
“Inseminasi Buatan pada Ayam”
Dosen
Pengampu: Nurul Isnaini
KELOMPOK D1
Zainur
Roziqin 125050100111006
Syarif
Hidayat 125050100111008
Yassir
Fadli 125050100111010
Anifiati
Ningrum 125050100111016
Nana
Irhamna F.L. 125050100111018
Ayu
Melia Sades 125050100111031
Aninda
Agustina Putri 125050100111046
Agus
Triawan 125050100111050
Ahmad
Alfan 125050100111071
Kelas D
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, karena limpahan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Inseminasi Buatan pada Ayam” ini tepat
waktu.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu “Nurul Isnaini” selaku Dosen Pengampu dalam mata kuliah ini.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi–materi
yang ada. Materi–materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca tentunya dalam mempelajajari inseminasi buatan pada ayam.
Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu penulis mengundang
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Malang, 27 Mei 2014
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR IS................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang..............................................................................................
1.2
Rumusan masalah ........................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Arti dan Tujuan Inseminasi Buatan
(IB).......................................................
2.2 Keuntungan Inseminasi Buatan....................................................................
2.3 Pemilihan Induk dan Pejantan .....................................................................
2.4 Persiapan Induk dan Pejantan.......................................................................
2.5 Persiapan Alat dan Bahan.............................................................................
2.6 Pengambilan Sperma (Semen).......................................................................
2.7 Pelaksanaan Inseminasi Buatan....................................................................
2.8 Evaluasi Keberhasilan Inseminasi
Buatan.....................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ayam
buras sudah dikenal masyarakat Indonesia dan penyebarannyapun telah merata
terutama di pedesaan. Karena perawatannya mudah, daya tahan hidupnya cukup
tinggi, adaptasi dengan lingkungan dan makanan mudah serta lebih digemari
masyarakat karena baik daging maupun telurnya memiliki cita rasa yang lebih
disukai dibandingkan ayam ras. Perkembangbiakan
ayam ini pada umumnya masih dilakukan dengan cara alami, dan dibiarkan
kawin dengan sendirinya, sehingga
perbanyakan bibit baik untuk keperluan penelitian maupun usaha komersial masih
terbatas.
Inovasi
teknologi Inseminasi Buatan (IB) merupakan alternatif pemecahan masalah tentang
pengadaan bibit dalam waktu singkat serta digunakan untuk memperbanyak ternak
bibit unggul atau untuk keperluan penelitian. Inseminasi buatan pada ayam
merupakan suatu proses pemasukan semen ke dalam saluran reproduksi ayam betina
dengan bantuan manusia. Pelaksanaan IB pada ayam masih terasa asing bagi
peternak kecil, padahal prospek dan keuntungan yang diperoleh dengan
menggunakan IB ini cukup baik. Keuntungan yang akan diperoleh dengan
melaksanakan IB antara lain : (1) mempertinggi efisiensi penggunaan pejantan
unggul, (2) menghemat biaya, menghemat tenaga pemeliharaan dan menghindari bahaya,
(3) pejantan yang dipakai telah mengalami seleksi terlebih dahulu secara
teliti, (4) mencegah penularan penyakit, dan (5) meningkatkan efisiensi
reproduksi (Toelihere, 1993).
Manajemen
penampungan semen sangat penting dilakukan oleh peternakan pembibitan yang
menerapkan teknik IB. Seekor pejantan yang sudah dewasa kelamin setiap saat
dapat mengeluarkan semen, tetapi untuk menghasilkan semen yang berkualitas baik
diperlukan pengaturan frekuensi penampungan semen yang tepat.
Berdasarkan potensi produksi dari ayam
buras, maka dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal mengenai inseminasi
buatan pada ayam buras.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apakah
arti, tujuan dan keuntungan Inseminasi
Buatan?
b) Apa
sajakah persiapan sekaligus pelaksanaan Inseminasi Buatan?
c) Bagaimanakah
evaluasi keberhasilan Inseminasi Buatan?
1.3 Tujuan
Tujuan
penulisan makalah adalah untuk memberi pemahaman mengenai seluk beluk teknik IB
pada ayam buras, dan dari apa yang dipaparkan mudah-mudahan dapat memberi
manfaat bagi usaha pembibitan ternak
ayam buras dan menambah pengetahuan bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Arti dan Tujuan Inseminasi Buatan (IB)
Inseminasi
Buatan pada ayam adalah teknik mengawinkan secara buatan dengan memasukkan
sperma ayam jantan yang telah diencerkan dengan NaCl Fisiologis ke dalam
saluran reproduksi ayam betina yang sedang berproduksi.
Penerapan teknik IB
pada Intensifikasi ayam buras yang dipelihara dalam kandang batere dengan
tujuan antara lain:
• Meningkatkan
kemampuan reproduksi ayam betina untuk menghasilkan telur tetas.
• Meningkatkan produksi
DOC yang seragam dalam waktu relatif singkat.
2.2 Keuntungan Inseminasi Buatan
Keuntungan
lnseminasi Buatan dibandingkan perkawinan secara alami dalam pengadaan DOC
adalah:
§ Penggunaan
pejantan relatif lebih sedikit (efisien).
§ Memungkinkan
dilakukannya seleksi dan persilangan antar induk yang memiliki mutu genetik
unggul, sehingga dapat dihasilkan DOC unggul untuk tujuan tertentu (telur,
daging atau keduanya).
§ Memungkinkan
dilakukannya persilangan bagi ayam jantan unggul yang sulit melakukan
perkawinan secara alami.
§ Dapat
menghasilkan DOC dalam jumlah banyak, seragam dan dengan waktu relatif singkat.
§ Memungkinkan
dilakukannya persilangan dengan ayam jenis lain.
2.3
Pemilihan Induk dan Pejantan
a.
Pemilihan Induk (ayam betina)
Induk yang baik untuk
Inseminasi Buatan, harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
§ Sehat
dan tidak cacat
§ Berproduksi
tinggi
§ Berumur
7 hingga 12 bulan
§ Minimal
sudah mengalami periode peneluran pertama
§ Induk
tersebut harus sedang berproduksi
§ Pemeliharaan
induk sebaiknya dalam kandang batere individu.
b.
Pemilihan Pejantan
Pejantan yang baik
untuk Inseminasi Buatan memiliki syarat antara lain :
1. Sehat, tidak cacat
dan memiliki nafsu kawin yang, balk.
2. Berumur 1,5 sampai 3
tahun
3. Memiliki mutu
genetik yang balk
4. Sudah terlatih
diambil spermanya
5. Mempunyai hubungan
keluarga yang jauh dengan induk yang akan di inseminasi.
6. Pemeliharaan
pejantan tidak dicampur dengan induk.
2.4 Persiapan Induk dan Pejantan
Ayam yang sudah terpilih sesuai dengan persyaratan
tersebut di atas, diatur dalam kandang sistem batere tunggal yang nyaman. Untuk
menghilangkan stress pada ayam karena perubahan suasana kandang maka dapat
diberikan vitamin anti stress.
2.5 Persiapan Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang dibutuhkan adalah : alat suntik (spuit), tabung penampung
sperma, tabung pengencer, NaCl Fisiologis 0,9% (pengencer sperma) dan kain lap.
Alat dan bahan ini dapat diperoleh di apotek dan setiap kali digunakan dalam
keadaan steril (dicuci dengan air mendidih).
2.6
Pengambilan Sperma (Semen)
Pengambilan
sperma dilakukan oleh 2 orang (satu orang memegang dan mengurut ayam sementara
yang lain menampung sperma dengan tabung penampung sperma). Pengambilan sperma
dapat dilakukan 3-5 kali seminggu pada sore hari diatas pukul 15.00. Sperma
yang sudah diperoleh diencerkan dengan menggunakan NaCl Fisiologis sehingga
dapat membuahi banyak betina. Sperma yang sudah diencerkan jangan disimpan
terlalu lama dan harus dihindarkan dari sinar matahari secara langsung.
Pengambilan sperma dilaksanakan dalam
berbagai tahapan sebagai berikut:
1.
Bersihkan kotoran yang menempel pada
anus dan sekitarnya.
2.
Ayam jantan diapit diantara lengan dan
badan, kemudian dilakukan rangsangan dengan cara mengurut berulangkali pada
bagian punggung yaitu dari bagian pangkal leher sampai pangkal ekor.
3.
Dengan rangsangan tersebut ayam akan
reaksi, ditandai dengan meregangnya bulu ekor ke atas dan pada saat yang
bersamaan tekan bagian bawah ekor maka alat kelamin akan mengeluarkan sperma
berwarna putih agak kental, selanjutnya ditampung dengan tabung penampung.
4.
Encerkan sperma dengan larutan infuse
atau NaCl Fisiologis 0,9% dengan perbandingan 1 : 6-10. Caranya sedot NaCl
Fisiologis dengan spuit sesuai derajat pengencerannya, masukkan kedalam tabung
yang sudah berisi sperma, goyangkan secara perlahan hingga bercampur dan siap
untuk dimasukkan kedalam saluran reproduksi betina. Umur sperma yang telah
diencerkan kurang lebih 30 menit.
2.7 Pelaksanaan Inseminasi Buatan
Inseminasi
Buatan pada ayam buras dapat dilakukan dengan dua metode yaitu:
1. Metode intra vaginal
artinya sperma disuntikkan ke dalam vagina dengan kedalaman ± 3 cm. 2. Metode
intra uterin artinya sperma dimasukkan ke bagian uterus dengan kedalaman ± 7-8
cm.
Tahapan kegiatan
pelaksanaan Inseminasi Buatan adalah:
1.
Bersihkan kotoran yang menempel di anus
dan sekitarnya dengan menggunakan tissue pembersih.
2.
Pelaksanaan Inseminasi Buatan dilakukan
2 orang, melaksanakan 1 orang memegang ayam dan 1 orang Inseminasi Buatan.
3.
Tekan bagian tubuh dibawah anus hingga
terlihat saluran reproduksi (sebelah kid) dan saluran kotoran (sebelah
kanan).
4.
Sperma yang sudah diencerkan disedot
dengan spuit tanpa jarum sebanyak 0,1-0,2 ml kemudian dimasukkan kedalam alat
kelamin betina.
5.
Berikan vitamin anti stress pada ayam
yang di inseminasi. 6. Untuk mendapatkan hasil yang baik, sebaiknya Inseminasi
Buatan diulang 3 hari setelah Inseminasi Buatan yang sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Toelihere, M. R. 1993.
Inseminasi Buatan pada Ternak. Angkasa, Bandung.